Selasa, 02 Juli 2013

Mengharap Seperti di Jaman Kejayaan Ilmuwan Muslim [Dr. Djaka Sasmita ]

Sumber Ilmu Al-quran bisa diterapkan keberbagai disiplin ilmu, hanya tinggal kemampuan otak kita untuk mempelajari dan meng-ekplorenya, seperti ust Joko Sasmito Pendiri Pesantren ISITEKS Imogiri Yogyakarta.
Sekedar  sebagian kecil dari kemampuan beliau Copy Paste dari berbagai sumber salah satunya diambil dari millis alamat ada dibawah.

COPY DNA 
 
Memang benar agak membingungkan, karena DNA merupakan software tapi sekaligus hardware. Kemarin saya coba menanyakan kepada Pak Hakim (Asisten/santri P. Joko Sasmito) tentang hal tersebut. Ternyata proses pencopyan software DNA dari organ yang baik (berwujud gelombang) bisa tercopy dan selanjutnya menjadi hardware di bagian target.  Dengan adanya hardware DNA yang baru (perbaikan dari hardware DNA yang rusak) di bagian tubuh yang rusak maka selanjutnya akan tersekspresi organ yang kembali baik/sehat. Proses ekspresi ini ada yang cepat (menit) tetapi juga ada yang lama (bulan).

Pak hakim juga bercerita, pernah ada rekanan pak Joko yang masuk ke ruang yang beradiasi tinggi sehingga pola DNAnya berubah, akibatnya tubuhnya lemas. diperiksakan ke dokter tetapi tidak terdeteksi penyakitnya. Untungnya Orang tersebut pernah mendaftarkan DNA ke biochipnya P. Joko. Dengan software DNA yang tersimpan di data biochip maka selanjutnya dapat dicopy untuk memperbaiki pola DNA yang berubah sehingga DNAnya kembali sprti semula.

Copy ini sendiri berawal ketika Dr. Joko Sasmito mengkopi sel kulit kaki ke permukaan tangan (punggung tangan). Setelah proses copy selesai maka terlihat bagian punggung tangan Dr. joko menjadi kuning seperti warna kulit kakinya, setelah beberapa waktu maka rambut di pungung tangan Dr. Joko tumbuh seperti rambut di kaki (lebih lebat dan gede).

Sebenarnya ada beberapa dokter di RS Sarjito yang sudah mengetahui sepak terjang beliau di dunia pengobatan (misal dr. Ngadikun). Bahkan ada seorang dokter penyakit dalam berkomentar, proses copy ini merupakan proses kloning jaringan tubuh yang sangat maju.

Saya sendiri berharap Mas Harry dapat datang ke Isiteks. Tetapi jangan kecewa dengan bentuk Lab beliau atau rumah terapi milik beliau (P. Joko). Rumahnya sangat sederhana, jauh dari kesan rumah dengan hight technology di dalamnya.

Terapi gelombang nuklear dibuka setiap hari senin, rabu, kamis dan sabtu mulai pukul 13.00 - 15.00. Untuk tiap terapi nuklear selama 20 menit seharga 336 ribu.

Tambahan : Tiap Bulan Dr. Joko menginfakkan sekitar 6 juta untuk jamaahnya, dan juga memberikan fasilitas terapi nuklir gratis bagi jamaahnya (dengan syarat : kedatangan jamaah sholat dengan jumlah tertentu). Presensi sekarang menggunakan Nada suara, misal No Jamaah Saya 324 maka saya harus bersuara mi, re, fa ke laptop presensi. Jika nada suara saya sumbang atau tidak sesuai maka nomor saya tidak masuk (bisa diganti dengan alternatif mejet tombol). Keuntungan Pake nada suara, bisa terapi gratis nuklir 2 kali drpd yang mejet tombol. Dr Joko kadang mengadakan lomba untuk para jamaahnya, yaitu siapa yang sekali mencoba (bersuara) dan nomor jamaahnya bisa masuk ke data laptop maka akan dihadiahi Rp. 50 ribu. Kemarin (selasa) hadiahnya minyak goreng. Jika nomor jamaah masuk ke laptop dengan suara berhasil maka secara otomatis laptop akan mengkode mesin pompa air akuarium untuk memompa minyak goreng dalam jumlah tertentu ke wadah. Jadi yang nadanya sumbang atau tidak pas /di layar akan muncul angka nada atau tanda s (sumbang) tidak akan dapat minyak. Prinsip ini yang akan dikembangkan oleh Dr. Joko menjadi alat pembaca fikiran. Jika kemarin dengan nada tertentu dan sesuai dengan nomor jamaah maka akan dapat mengkode pompa air akuarium untuk memompa minyak maka nantinya akan dikembangkan menjadi alat pembaca gelombang otak sehingga keinginan kita akan diterjemahkan ke dalam laptop beliau (dengan biochipnya). Setelah masuk biochip, misal fikirannya minta minyak maka biochip akan memerintahkan pompa air akuarium untuk memompa minyaknya.
Saat ini memang sudah ada teknologi membaca fikiran. Beberapa waktu yang lalu, saya melihat di TV ada alat pembaca fikiran yang dipasang ke kepala monyet. Jika monyet itu ingin makan pisang, maka robot yang tersambung dengan alat pembaca fikiran tersebut akan mengarahkan tangannya yang membawa pisang ke monyet.

======================
Terimakasih atas tanggapan Mas Harry..
Sebenarnya siklus gelombang DNA tiap MH berbeda, tetapi frekuensinya bisa sama. Untuk memilah gelombang dengan frekuensi sama akan tetapi jika dilihat dari segi level kuantumnya beda memang memerlukan alat khusus (Chip).  Lewat  pembuluh darah (di luar pembuluh darah) dapat ditangkap gelombang tersebut. Sehingga jika kita  memasang alat penangkap gelombang di atas pembuluh  darah (di luar tubuh  kita) maka dapat  terdeteksi  gelombang  apa saja yang lewat.  Gelombang tersebut bisa gelombang DNA kita, DAN/RNA virus, DNA bakteri, bisa gelombang Hb, air, dll. Dari konsep tersebut maka deteksi kanker, TORCH, kadar gula, kadar Hb dapat terdeteksi. Sekarang di Isiteks sudah bisa mendeteksi 14 item untuk deteksi penyakit dini. Istri saya sendiri pernah Tes CMV (Cyto Megalo Virus) di Isiteks, hasilnya saya bandingkan di RS Sarjito dan ternyata sama (walaupun standar angkanya beda), yaitu standar CMV aktif RS sarjito > 0,090 maka hasil pemeriksaan istri saya 0,092 dan hasil dari Isiteks dengan standar aktif CMV > 412  maka angka pemeriksaan isteri saya 414. Silakan para biolog atau orang kedokteran menguji alat tersebut.
Catatan : Ada pasien yang terdetek terkena kanker rahim di Isiteks, tetapi di RS Sarjito tidak terdetek. Enam bulan kemudian diketahui ada kanker di rahim pasien tersebut dan menurut dokter sudah agak terlambat untuk ditangani.


Salah satu SUMBER http://tech.groups.yahoo.com/group/kabiogama_pusat/message/1839


Selanjutnya COPAS dari http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/286-direktori/1469-penemu-biochip-kedokteran



[Kartu TI :: Joko Sasmito]
[Daftar Biografi Joko Sasmito]

Peneliti, Penemu Biochip
Lihat CV

Ilmu pengetahuan mampu menjelaskan hal-hal yang semula dianggap tak mungkin menjadi mungkin. Melalui ilmu pengetahuan pula Joko Sasmito berhasil menciptakan biochip, yang dalam perkembangannya sangat bermanfaat bagi dunia kedokteran. Semua berawal dari Siklus Kaifa.
QR Code Halaman Biografi Joko Sasmito
Index
Joko Sasmito Platinum Sponsor Biochip Penemu Data Kompas Presiden Siklus Silakan currentScroll Alat Beri Dana FOTO Gold Iklan Kaifa Kedokteran
Hapus highlights
Incoming Search

biografi tokoh indonesia joko sasmito

bio chip adalah
LIHAT FOTO PAK SASMITO
penemuan di bidang kesehatan
ahli yang penemu limbah cair
joko sasmito""terapi nuklir"
biochip+indonesia
joko sasmito terapi nuklir
biochip joko sasmito
joko sasmito bio chip
nama penemu teknologi kesehatan
biochip joko
alat kedokteran isiteks jogja
biografi penemu kompas
biochips joko sasmito
tokoh penemu teknologi di indonesia
tokoh dan penemu yang bisa dikunjungi siswa sekolah
biografi tokoh penemu kompas
joko samito imogiri
Tokoh penemu minimal 6 lembar
kontroversi djaka sasmita
biografi penemu kesehatan
alamat joko sasmito
biografi penemu batik indonesia
penemuan teknologi dibidang kesehatan
biochip adalah

Tags

Tag: Penemu, peneliti, biochip, kedokteran
Video
Beri Komentar
Update Data
Intermezzo

Sejumlah produk teknologi yang bermanfaat untuk kesehatan telah dibuatnya bersama kelima anaknya. Alat-alat ini antara lain pengetes gelombang otak, pengetes emosi diri, pengetes penyakit kanker getah bening dan kanker hati, magnetic resonance imaging (MRI), alat pemeriksa saraf, otot, dan jantung, serta modem.

Produk yang disebut terakhir ini belakangan direncanakan untuk diproduksi dalam jumlah lebih banyak. Produk ini sendiri merupakan hasil penelitian selama delapan tahun oleh keluarga Joko bersama sejumlah tetangga yang tergabung dalam santri Isiteks (Islam Teknologi dan Seni) di Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Wakil Presiden Republik Indonesia (1972-1978)
Yogyakarta.

Penemuan-penemuan teknologi di bidang kedokteran ini sebenarnya bukanlah tujuan awal Joko. Mantan Dosen Kimia di Universitas Gadjah Mada ini bersama sejumlah santri semula bermaksud menciptakan alat-alat elektronik mini yang dapat menghemat ruang.

Dalam perkembangan kegiatan penelitiannya, Joko malah lebih dulu berhasil menciptakan biochip sebagai alat pengetes kesehatan tubuh, yang sangat bermanfaat di bidang kedokteran, serta biochip sebagai alat terapi.

Biochip adalah benda organik sebagai materi inti. Ramuan dari sari hewan dan tumbuhan ini diracik hingga menjadi hanya seberat kurang dari satu gram, lalu dilekatkan pada lempengan kecil kawat, dan disambungkan oleh media penghantar berupa lembaran-lembaran kabel. Alat ini berbeda dengan biochip-biochip lain yang, meski juga dibuat sebagai hasil teknologi, bahan utamanya dari anorganik.

Pada setiap kegiatan pengecekan dan terapi kesehatan terhadap pasien-pasiennya, Joko mentransfer materi inti pengobatan ini lewat gelombang (udara maupun listrik), disalurkan ke tubuh penderita.

Hantaran energi melalui gelombang ini pada tahap berikutnya, memampukan Joko mengobati pasien secara jarak jauh. Dengan menggunakan telepon biasa ataupun seluler, pengobatan yang berpusat dalam sistem komputer di rumahnya akan dihantar masuk ke pasien melalui gelombang.

"Saya berpikir bahwa ilmu dapat dimanfaatkan seluas-luasnya. Dan, bentuk pengobatan ini sangat dapat dijelaskan secara ilmiah," tuturnya.

Empat dalil
Kita mungkin akan tak percaya bagaimana terapi biochip yang ditransfer lewat gelombang bisa menyembuhkan seseorang. Namun, Joko dapat menjelaskan secara ilmiah atas setiap produk temuannya.

Teori Siklus Kaifa menjadi dasar untuk setiap penemuan ini. Siklus ini mengacu pada salah satu ayat dalam sebuah surat di Al Quran. Ayat ini diterjemahkan menjadi empat dalil, yaitu adaptasi, filter, kecocokan, dan nilai integrasi. Setiap uji coba yang dilakukannya melalui empat dalil tersebut dan akhirnya menghasilkan karya chip non-bio. Namun, dalam perkembangannya, dia mengkreasikan chip dengan racikan bahan-bahan organik.

Tujuan Joko adalah supaya racikan bahan biochip ini tidak dapat ditiru tanpa harus dipatenkan. Kelebihan biochip ini adalah memiliki kepekaan lebih tinggi dalam mendeteksi suatu penyakit.

Joko mendidik lima anaknya untuk menjadi peneliti sekaligus penemu di bidang iptek meski mereka harus keluar dari sekolah formal. Ida Saraswati (23), anak pertama, kini telah membuat banyak perangkat lunak atau software dan Dika Sistrandari (21), Agus Siklawida (16) serta Tifa Siklawati (11) sebagai pembuat komponen data atau hardware. Adapun kemampuan membuat biochip diturunkan kepada anak ketiganya, Sikla Estiningsih (19).

Menurut Joko, merupakan pergumulan besar saat harus memberi pilihan bagi anak-anaknya untuk bersekolah formal atau belajar padanya. Saat anak-anak ini memutuskan untuk belajar pada Joko dan keluar dari sekolah masing-masing, tumbuh kesadaran akan konsekuensi bahwa kelimanya takkan memiliki ijazah pendidikan. "Memang ada konsekuensi atas setiap pilihan," tutur Sikla, anak ketiga.

Saat Kompas berkunjung kedua kalinya, sekira pertengahan bulan Januari, Joko tengah sibuk mengurusi salah seorang pasiennya yang sakit kritis. Hasil identifikasi biochip yang terpampang lewat komputer menunjukkan pasien tersebut mengidap penyakit kanker hati.

Komputer lainnya dipakai mendeteksi gerak jantung yang melambat, juga melalui biochip. Lalu, sebuah biochip lagi dipasang untuk menurunkan tingkat entropi (kerentaan fungsi organ). "Kalau sudah kondisi darurat, kami harus gerak cepat menolong pasien," tuturnya. (Irma Tambunan, Kompas, 27 Januari 2006)

Sumber: http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/286-direktori/1469-penemu-biochip-kedokteran
Copyright © tokohindonesia.com 

Sumber refensi yg bagus juga di sini http://terapinuklir.wordpress.com/2009/04/01/joko-sasmito-penemu-biochip-kedokteran/ 


BERIKUT INI KAYAKNYA SALAH SATU BLOG YANG DIKELOLA OLEH  PUTRI BELIAU
yang mengembangkan hardware biochip dengan bimbingan Ayah Belia Bp. Dr. Djaka Sasmita

   http://dikasistrandari.blogspot.com/ 

Pesantren Isiteks Berhasil Membedakan Warna Suara Dalam 1 Mic

Tiga orang anggota grup bio-elektronika Isiteks yaitu Dika Sistrandari, Agus Siklawida, Ifa Siklawati dibawah bimbingan Djaka Sasmita telah berhasil membedakan warna suara dari dua orang  yang masuk ke dalam 1 mic. Keduanya melantunkan suara senada yang dapat diolah menjadi warna suara masing-masing. Perangkat utama dari alat ini adalah biocip buatan Isiteks yang ukuran transistor-transistornya adalah sepersejuta nano meter atau sepersatu milyar dari ukuran transistor cip mikro komputer. 
 
 
 

7 komentar:

Anonim mengatakan...

saya bingung mau membawa anak saya yang sakit diabetes tipe 1 (umur 10 th) ke tempatnya pak Ustadz Dr.Jaka Sasmita harus bagaimana ya? telpon kemana? daftarnya bagaimana? ingin sekali anak saya bisa disembuhkan, barangkali jalan terbaik Kami pesantren Isiteks ini.......mohon bantuannya yang tahu tolong sharing ke bayoe2009@gmail.com, terimakasih.

Azq mengatakan...

Kalau by phone kayaknya sibuk banget Bu/Pak, coba sebaiknya datang langsung ada di yogyakarta ke lokasi ISITEKS dekat makam raja-raja Imogiri, Bantul

Azq mengatakan...

Oh ya kalau by blog kunjungi aja blog putri beliau di alamat http://dikasistrandari.blogspot.com ATAU KLIK TEXT WARNA MERAH UNTUK MENUJU BLOG putru BELIAU.

Coba Anda tinggalkan pesan comment blog tsb, untuk pertanyaan lebih lanjut.

Unknown mengatakan...

Yang Paling Atas itu tulisan saya di Yahoogroups Kabiogama.

Unknown mengatakan...

Yang Paling atas itu dialog di Yahoo Groups Kabiogama. Sudah Ijin yang nulis belum ya... hehe. Ntar Spt Anggito Abimanyu. Tapi saya selaku penulis Ikhlas kalau tulisan saya di yahoogroups Kabiogama di Copast di sini. Monggo di share lagi..

Fera Har-q mengatakan...

Terimakasih sudah mampir di blog saya.
Pertama, dari awal saya memang sudah menekankan INI HANYA COPY PASTE saja yang SUDAH saya TULIS di AWAL kalimat pembuka coba dibaca dari awal lagi.

Saya tidak ingin mengeklam bahwa ini tulisan saya, BAHAN materi dengan jelas SAYA TULISKAN merupakan sengaja copy paste dariI sumber copynya, alamat URLnya dan SAYA JELASKAN itu/tidak saya tutup tutupi.

Semangat saya hanya bermimpi bisa seperti yang dilakukan oleh Dr. Djaka Sasmita, infomasi yang saya COPY PASTE ini akan mungkin akan mendorong saya dan yang lain untuk menggali potensi AlQur'an yang nota bene pencipta semesta alam, sudah pasti punya buku manualnya (ibaratnya).

Kalau ijin belum karena info itu saya temukan secara umum dengan mesin pencari Google. Dan karena sifatnya dialog saya juga tidak tahu yang nulis siapa saja, lewat email mana yang harus dihubungi....jadi LANGSUNG TULISKAN url sumbernya saya mas.

Kategori PLAGIAT setahu saya kalau menutupi sumber REFERENSINYA ATAU sumber aslinya dan mengganggap tulisan karya sendiri.

Oh ya terimakasih ijinnya, dan kalau toh TIDAK DI IJINKAN dengan senang hati akan segera saya HAPUS tulisan yang berasal dari Anda.

terimakasih

Nokia 3315 mengatakan...

"biocip buatan Isiteks yang ukuran transistor-transistornya adalah sepersejuta nano meter atau sepersatu milyar dari ukuran transistor cip mikro komputer"

Asli? Itu dah cukup buat distrubsi teknologi prosesor dunia saat ini.

Harusnya ilmuwan kek gini terkenal di seluruh dunia. Revolusioner!