Minggu, 29 Juli 2018

Apa itu qodho dan qodar, apa bedanya

Qodho dalam bahasa umum adalah default, Qodar adalah Custom.
Atau Qodho dalam bahasa umum adalah hukum alam (sunnatullah), Qodar adalah yang dapat kita usahakan dalam domain manusia.

Contoh:
Qodho: Tempat lahir Anda di Indonesia, warna kulit, rambut kriting, oleh orang tua si A dan sebaginya itu sudah ditentukan kita tidak bisa memilih lahir di Arab, Malaysia, dsb. Kita tidak bisa memilih warna kulit putih hidung mancung, anak dari oleh Bill Gates dan semisalanya. Itu semua adalah Qodho, paket apa adanya yang kita terima dari Allah SWT, sehingga Allah tidak minta pertanggungjawaban mengapa kulit kita hitam, rambut kita keriting, dsb.
Sedangkan Qodar Allah akan minta pertanggungjawaban dari kita, karena hal tersebut adalah pilihan kita, misal: kita bisa memilih melakukan perbuatan terpuji atau terlarang. Jika kita mencuri maka Allah akan menghukum kita, jika kita berbuat baik Allah akan memberi kita pahal.

Qodar: kalau kita terlahir rambut kriting dan kita ingin yang lurus maka silahkan di rebonding biar lurus, kita diberi kewenangan untuk mengatur rambut kita yang tadinya keriting menjadi lurus. Kita anak kurang mampu dan miskin, kita masih bisa berusaha bekerja dengan keras dan cerdas sehingga akhirnya menjadi orang kaya. Kita berbuat baik itu juga kita yang menentukan, bukan orang lain. Orang lain hanya pemicu, pilihan tetap ada di kita. 

Qodar/takdir inilah yang bisa kita olah sebatas kemampuan manusia, TETAP hasil AKHIR tetap tergantung kepada ALLAH.


Contoh Lain:
Qodho Api itu sifatnya panas (hukum alam/sunnatullah) nya panas bisa membakar benda lain, tetapi dalam kasus Nabi Ibrahim di bakar api, sifat api menjadi dingin karena dikehendaki oleh ALLAH (qodhar) menjadi dingin sehingga tidak membakar Nabi Ibrahim dan menjadi selamat karenanya.


PERLU DI PERHATIKAN
Mencuri dan kelakuan buruk bukan takdir, itu adalah pilihan kita dengan konsekuensi yang akan kita dapat jika melakukan pekerjaan tersebut. Karena kita diberi AKAL oleh sang Maha Pecipta ALLAH untuk menentukan ("custom") kelakuan/amal kita. Setelah informasi semua telah kita dapat. 

Hasil ujian mendapat nilai ujian A itu harus berusaha, bukan mengandalkan takdir. Misalnya Anda sudah belajar mati-matian dan tetat dapat nilai D dan berdo'a, nah itu sudah menjadi takdir ketetapan ALLAH dan takdir itu tetap BAIK, bukan jelek. Allah tidak mendholimi mahluknya, hanya karena kita belum tahu rahasia/hikma dibalik itu semua.  



0 komentar: